KESEHATAN

Waspada! Penyakit Hepatitis pada Ibu Hamil

Tipsnesia.comHepatitis pada ibu hamil biasanya sedikit terabaikan karena gejala yang samar-samar. Bahkan terkadang tidak muncul gejala apapun.

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang di khawatirkan terjadi pada ibu hamil. Hepatitis akan berdampak pada ibu hamil dan berdampak juga tehadap janin.

Hepatitis Pada Ibu Hamil?

Hepatitis adalah peradangan pada organ hati yang serius dan mudah di tularkan ke orang lain. Jenis penyakit ini ada 5 yaitu, Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D dan Hepatitis E.

Penyakit hepatitis merupakan penyakit yang cukup serius, jika tidak segera di tangani akan menimbulkan bahaya, bahkan sampai kematian. Virus hepatitis pun bisa menyebar ke dalam janin yang dikandung.

Jenis hepatitis B dan C merupakan yang paling sering terjadi saat kehamilan. Infeksi hepatitis B adalah jenis yang paling sering di tularkan ke janin.

Semakin besar prsentasi ibu terkena penyakit hepatitis atau jumlah virus yang seamkin banyak, maka akan semakin besar kemungkinan menularkan ke pada bayi.

Kemungkinan Penyebab Ibu Hamil terkena Hepatitis

Penyebab hepatitis yaitu nutrisi dan gizi yang kurang mencukupi tubuh. Selain itu, ada beberapa alasan yang menjadi resiko yaitu keadaan sanitasi yang tidak sesuai, kotor, dan tidak higienis.

Virus ini sangatlah mudah berpindah dan menular. Contoh penularan Hepatitis B dan C melaui darah dan cairan tubuh seperti cairan vagina atau air mani.

Selain itu bisa terinfeksi dari jarum bekas pakai seperti jarum tato, maupun jarum medis yang tidak steril. Sehingga dapat membuat pasien yang sehat bisa terinfeksi Hepatitis

Gejala Hepatitis pada Ibu Hamil

Gejala mungkin tidak muncul selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah infeksi. Jika terdapat sedikit perubahan sebaiknya di waspadai, gejala yang muncul seperti :

  • Mual dan muntah
  • Mudah merasa capek
  • Kehilangan nafsu makan
  • Demam
  • Sakit perut pada bagian organ hati
  • Sakit pada otot dan persendian
  • Jaundice alias penyakit kuning, kulit dan bagian putih mata menjadi menguning
Baca Juga :   Mengenal Manfaat Temulawak untuk Kesehatan Kulit Wajah

Bahaya Hepatitis untuk Ibu Hamil

Hepatitis yang paling berbahaya untuk ibu hamil hanya hepatitis E. Resiko tertinggi jika ibu hamil terkena virus hepatitis E adalah kematian maternal atau keguguran.

Sedangkan untuk ibu hamil yang terkena hepatitis A, B, C, dan D tidak terlalu berbahaya. Asalkan di barengi dengan gizi yang cukup dan perawatan medis dan pengobatan yang sesuai.

1. Hepatitis A

Hepatitis A merupakan jenis hepatitis yang bisa di tularkan melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi.

Bahkan tidak ada tindak lanjut kasus tersebut menjadi kronis, dan penyembuhannya menggunakan cukup dengan imunnitas. Meski begitu, Hepatitis A tetap harus di waspadai.

2. Hepatitis B

Jenis hepatitis B biasanya di tularkan melalui hubungan seksual, jarum suntik medis yang tidak steril, jarum tranfusi darah, jarum tattoo dan jarum tindik.

Hepatitis B mempunyai tipe akut, sub klinik, sampai kronik. Bayi yang terinfeksi hepatitis B dari ibunya memiliki sifat genetis sebagai carier tanpa menunjukan gejala penyakit.

Namun status carier ini dapat berubah menjadi sirosis hepatis (tumor hati) dengan resiko kematian sampai 15% – 25%.

3. Hepatitis C

Tipe hepatitis C di kenal juga dengan sebutan hepatitis non A dan non B. Proses penularan bisa melalui obat seperti obat suntik, tranfusi darah, atau tertular saat proses persalinan.

Menurut penelitian, hepatitis C tidak mempengaruhi keadaan janin, seperti lahir cacat, lahir mati, keguguran, ataupun malnutrisi intrauterine. Akan tetapi, keadaan hepatitis C akut meningkatkan resiko kelahiran prematur.

4. Hepatitis D

Virus hepatitis D muncul dari isolasi hepatitis B dimana penderita yang telah terinfeksi hepatitis B lalu virus hepatitis D tidak dapat menciptakan kapsul.

Kemudian menggunakan kelebihan HBsAg untuk mengganti kapsul tersebut. Pasien yang terkena virus hepatitis D bisa sembuh sendiri, namun ada juga yang berubah berkembang lebih kronis.

Baca Juga :   Keputihan Saat Hamil Bisa Dicegah dan Diobati Secara Alami

Penularan bisa melalui cairan tubuh yang sudah terinfeksi, menggunakan jarum suntik, tindik, ataupun tranfusi darah yang sudah terkontaminasi, serta dengan hubungan seksual.

5. Hepatitis E

Penularan Virus hepatitis jenis ini (HEV) bisa melalui oral fekal atau berasal dari makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan tinja pasien.

Menurut berbagai penelitian telah membuktikan bahwa penularan virusnya menggunakan infeksi zoonotic atau penularan yang berasal dari binatang (zoo) dan secara tidak sengaja bisa tersebar.

Cara Mengatasi Penyakit Hepatitis pada Ibu Hamil

Berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan perawatan medis dan bisa mencegah kemungkinan paling buruk. Serangkaian tes lanjutan akan di lakukan untuk mengetahui jenis atau tipe hepatitis yang terinfeksi.

Jika hasil tes negatif HBV dan belum menerima vaksin hepatitis B, dokter mungkin menyarankan agar diimunisasi, terutama jika ibu hamil berisiko tinggi tertular penyakit ini.

Setelah itu, akan diberi vaksin imunoglobulin untuk mencegah terkena penyakit hepatitis. Vaksin ini aman bagi ibu hamil dan janin yang sedang berkembang.

Kasus hepatitis positif yang lebih lanjut (viral load tinggi) ditambah dengan obat antivirus yang disebut tenofovir, yang dapat menurunkan risiko penularan HBV ke bayi.

Sementara untuk saat ini belum vaksin untuk melindungi virus hepatitis C. Jika positif hepatitis C, belum ada obat standar yang digunakan untuk mengobati hepatitis C pada ibu hamil. Obat-obatan untuk pengobatan infeksi hepatitis C tidak aman untuk bayi yang belum lahir. Pengobatan utamanya menggunakan kombinasi dua obat yang disebut pegylated interferon dan ribavirin.

Namun, obat-obatan tersebut terbukti tidak aman selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir yang serius, atau bahkan kematian bayi yang belum lahir.

Bagi ibu hamil dengan viral load hepatitis yang cukup tinggi, dokter akan meresepkan obat-obatan untuk mengurangi risiko penularan virus.

Baca Juga :   Keluhan Trimester Ketiga Pada Ibu Hamil yang Harus Segera di Tangani

Pengobatan dilakukan pada trimester ketiga kehamilan, tergantung seberapa tinggi viral load yang dimiliki ibu. Pada beberapa kasus, pengobatan dapat berlanjut sampai 4-12 minggu setelah persalinan sesuai kondisi kesehatan pada ibu.

Diatas sudah di jelaskan tentang Penyakit Hepatitis pada Ibu hamil yang perlu di waspadai. Nutrisi yang baik dan kebersihan sangat bermanfaat untuk mengurangi resiko. Semoga tulisan di atas bermaanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi ibu yang sedang mengalami proses kehamilan..

Author - Tipsnesia

Insan bumi sederhana yang berusaha bermanfaat untuk banyak orang lain melalui berbagai macam informasi yang di muat di dalam artikel website Tipsnesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button